Salah satu kenikmatan
yang didapatkan ketika menyantap daging babi adalah tekstur dan cita rasa dagingnya
yang berbeda dari daging sapi dan daging lainnya. Tapi lantaran beberapa faktor,
ada banyak orang yang memilih untuk tidak mengkonsumsinya. Salah satu faktor pelarangan mengkonsumsi daging babi adalah karena masalah kesehatan.
Benarkah daging babi itu tidak sehat?
Daging babi
kaya akan protein dan zat besi yang sehat. Tapi tetap saja jenis daging babi yang
kita konsumsi juga sangat mempengaruhi seberapa banyak nutrisi yang kita
dapatkan. Selain itu ada banyak faktor lain yang menyebabkan daging babi menjadi buruk bagi kesehatan kita diantaranya:
1. Daging babi dapat memperlambat proses pencernaan
Seperti kata
pepatah bahwa ‘semua hal yang berlebihan itu selalu tidak baik’. Sama halnya dengan
mengkonsumsi daging babi secara berlebihan. Daging babi bersifat sulit dicerna
dan saat kita memakan daging babi dibutuhkan sekitar 6 jam untuk mencerna setiap
potongannya. Jadi kalau setiap orang mengkonsumsi lebih dari 3 potong daging dalam
sekali makan, bisa saja proses pencernaannya yang terjadi di lambung bisa memerlukan
lebih dari satu hari. Dengan kata lain, semakin banyak daging yang kita konsumsi, semakin lama pula lambung mencernanya.
Itu
sebabnya kamu harus berpikir ulang untuk mencoba pola makan yang tidak sehat ini,
seperti contoh sarapan dengan lemak babi di pagi hari, makan sandwich yang ditaburi
dengan sepotong daging babi, lalu kemudian di malam harinya kembali lagi disuguhi
menu daging babi. Pola makan semacam inilah yang dapat menimbulkan kerusakan
pada sistem pencernaan, sehingga lambung akan sulit menyerap nutrisi mikronutrien penting
dari makanan lain (malabsorpsi). Seiring waktu, makanan yang belum tercerna
bahkan bisa beralih tempat menuju usus halus yang lama kelamaan akan menyebabkan toksisitas dalam tubuh.
2. Daging babi mengandung racun
Pada
umumnya, babi membutuhkan waktu mencerna makanan selama 4-6 jam. Karena babi tidak
memiliki kelenjar keringat untuk membuang zat-zat beracun dari dalam tubuh, maka racun dari
makanan yang dikonsumsinya menjadi menumpuk di dalam jaringan lemak. Itulah sebabnya kenapa memakan lemak babi bisa sangat berbahaya bagi kesehatan.
3. Daging babi mengandung lemak jenuh ganda yang tinggi
Kandungan ini bisa menyebabkan penyakit hati dan jantung. Kandungan lemak pada babi biasanya akan bereaksi dengan alkohol.
4. Daging babi mengandung parasit
Taenia solium
adalah cacing pita yang hidup di dalam daging babi. Saat kita mengkonsumsi daging
berparasit ini, maka tubuh kita akan berisiko menjadi tempat perkembangbiakan parasit
ini. Cacing pita inilah yang biasanya menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh.
5. Daging babi berparasit menyebabkan penyakit trichinellosis
Trichinellosis
merupakan penyakit yang disebabkan parasit cacing yang terdapat pada otot babi.
Penderita yang terserang penyakit ini biasanya akan ditandai dengan mengalami mual,
muntah, sakit kepala, demam, nyeri otot, masalah jantung, dan masalah
pernapasan. Karena itu, kita perlu memastikan bahwa daging babi yang kita
konsumsi benar-benar sudah matang dan steril supaya telur-telur parasit yang mengendap di dalam daging benar-benar mati.
6. Daging babi menyebabkan penyakit hepatitis
Selain
merusak pencernaan, mengkonsumsi terlalu banyak daging babi juga akan menyebabkan
penyakit hepatitis E. Daging yang tidak steril bisa menjadi sumber berkembang biaknya cacing pita dan virus hepatitis.
7. Daging babi menyebabkan kolesterol
Kandungan lemak
yang tinggi pada daging babi bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan. Selain
kandungan lemaknya, kadar lemak yang terlalu tinggi pada daging babi juga bisa menimbulkan
kolesterol dan juga penyakit-penyakit berbahaya lain seperti diabetes, jantung coroner,
stroke, dan asam urat.
Jika daging
babi memang buruk bagi kesehatan, lalu haruskah kita berhenti mengkonsumsinya?
Tidak juga. Daging babi bisa saja menjadi sumber makanan yang menguntungkan. Apalagi
kalau kita mengkonsumsinya dengan tepat. Mengkomsumsi daging babi rendah lemak
(tenderloin, steak pinggang dan tulang punggung tanpa tulang tanpa tulang)
secukupnya justru sangat bermanfaat karena kaya akan protein dan dikemas penuh
dengan vitamin, mineral, dan antioksidan yang bermanfaat untuk meningkatkan produksi
zat-zat penting dalam tubuh seperti niacin, thiamin, selenium, zat besi, dan
fosfor.